Teori Pembangunan Negara
Pembangunan erat kaitannya dengan bentuk negara. Negara yang sedang berkembang disebut dengan Least Developed Countries dimana negara dengan pendapatan rendah dan terkendala untuk melakukan pembangunan kelanjutan. Kendala tersebut bisa saja karena kemiskinan, banyaknya masyarakat dengan Pendidikan rendah, dan lainnya. Negara ini juga rentan terhadap guncangan ekonomi misalnya karena adanya bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir, gempa bumi, dll atau masalah ekonomi lainnya.
Developmental theory
·
Less developed countries were fundamentally
different in kind from the more advanced industrialized countries and
functioned according to different economi principles
·
LDSs, which were mainly exporters od commodities
and tropical products, suffered from unfavorable terms of trade “trade pessimisms”
·
Very low saving rates, and poor educational
system, low investment, industrial were inefficient and uncompetitive in world
market
·
That the path to economic development was trade
protectionism and the strategy of “import substitution”
Big Push Theory (Ronstein-Rodan)
·
Enable LDCs to break through both domectic and
international barriers to successful economic development
·
State had to play a much more activist interventionist
role in the economy than was neede in more advance economies
·
State itself had to become an entreprenenur and
pomote public investment also balanced growth strategies
Keynesian
- · There were situations characterized by market (as in the great depression)
→thus necessitated state intervention
- · State should play a central role
Teori Developmental State
v
East Asia
v
State should play the central role in economic
development
v
Rapid industrialization
Dari semua teori di atas, menganjurkan adanya peran negara
dalam pembangunan ekonomi.
Keynesian menganjurkan adanya peran negara karena melihat
dari great depression dimana terjadi kebangkrutan perusahaan, nilai saham anjlok
membuat masyarakat dunia panik. Sehingga
menurut Keynes ketidakadanya campur tangan dari negara akan membuat pasar tidak
stabil.
Teori developmental state berasal dari Asia Timur untuk
membangun negara dengan membutuhkan peran negara guna mempercepat proses
industrialisasi melalui kebijakan-kebijakan negara. Industrialisasi ini mengganti
barang-barang yang harus di impor.
Developmental theory adalah Ketika suatu negara agraris berubah
menjadi negara yang lebih modern. Perdagangan internasional di negara maju akan
menjadi alat pertumbuhan untuk membangun ekonomi (mendapat keuntungan).
Sedangkan, perdagangan internasional di negara berkembang justru menjadi
perdagangan yang pesimis karena kemampuan masyarakat negara berkembang untuk
menabung rendah sehingga investasinya rendah pula dan industrisasinya pun tidak
berkembang. Ketidakmajuan industry membuat produk yang diproduksi tidak mampu
bersaing di pasar dunia. Dalam teori ini, solusinya adalah melakukan proteksi
terhadap perdagangan dan melakukan strategi impor substitution. Proteksi
perdagangan dilakukan dengan hambatan tarif dengan memberikan pajak pada produk
yang masuk ke suatu negara. Hambatan non tarif dilakukan dengan memberlakukan
kuota untuk produk tertentu. Subtitusi impor dalam teori ini dikatakan bahwa
jika suatu negara ingin maju maka harus membuat industrialisasi di negaranya
sehingga barang impor yang masuk ke negara dapat diganti dengan produk dalam
negeri.
Teori pembangunan menurut WW Rostow
- Traditional Society, dalam tahap ini dilihat bahwa produksi yang dilakukan masyarakat masih primitive dan turun temurun
- Precondition for take off, tahap ini terjadi pertumbuhan ekonomi negara dengan merombak system produksi tradisional menjadi lebih modern
- Take off, terjadi reformasi birokrasi dan pasar sudah mulai terbuka dan memungkinkan adanya investasi
- Drive to manurity, sudah menggunakan teknologi modern
- Age of high mass consumption, perhatian masyarakat akan pemenuhan konsumsi sangat besar misalnya dengan memenuhi keinginan
Paul Baran mengatakan
bahwa surplus potensial sebagai pemanfaatan sumber daya alam pada tingkat
capaian ekonomi tertentu, dengan aplikasi teknologi tertentu serta penggunaan
tenaga kerja penuh (full employment). Paul Baran mengatakan sulit bagi negara
berkembang untuk mengejar ketertinggalan kecuali dengan melakukan revolusi.
Arthur Lewis membagi perekenomian menjadi dua yaitu pereknomian
tradisional dan modern. Ciri-ciri dari perekonomian tradisional adalah
produktivitas rendah namun suplai tenaga kerja tinggi sedangkan perekonomian
modern dalah produktivitas tinggi namun suplai tenaga kerja rendah. Namun
terdapat kritik mengenai teori ini karena yang diuntungkan adalah perusahaan
bukan tenaga kerjanya.
Ronstein-Rodan mengatakan
investasi dalam negeri sebagai big push power (pendorong) ekonomi. Intinya
adalah suatu negara dapat melakukan pembangunan ekonomi dengan investasi dalam
negeri sebagai pendorong. Masalahnya adalah bagaimana melakukan investasi bagi
negara berkembang Ketika untuk menabung saja sulit.
Komentar
Posting Komentar